Papan kekunci ditenung dalam-dalam.
Entah bagaimana harus aku mulakan,
Mencoret segala rasa yang dirasa,
Yang makin membarah dalam dada.
Sulit aku kira,
Menterjemahkan apa rasa ku kini,
Yang aku pasti,
Lukanya dalam dan darahnya belum berhenti.
Pedih, rasa tak bermaya,
Itulah aku ketika dilamar duga,
Tak bisa melakukan kerja,
Apatah lagi menelaah sesuatu yang ilmiah.
Fikiranku melayang,
Jauh aku lemparkan ke sana,
Suatu daerah sunyi tanpa insani,
Damai menjadi buruan.
Meski bulan yang indah,
Butuhkan malam yang gelita,
Begitu juga sang pelangi,
Hujan di bumi mendahului.
Wahai Tuhan,
Aku tahu segalanya penuh hikmah,
Bantu aku pinjamkan secebis kekuatan,
Agar aku tidak lari dari ujian.
Wahai Tuhan,
Kurniakan aku sebuah hati,
Indahnya dengan sabar,
Cantiknya dengan baik sangka.
Aameen Ya Rabbal 'Alameen..
No comments:
Post a Comment